Pernah nggak sih kamu lagi duduk ngomong sama orang terus merasa energimu itu terkuras habis. Padahal cuma duduk doang. Kebalikannya, kamu ketemu dengan orang yang tiap ngomong sama dia, kamu jadi bersemangat berapi-api dan bawaannya positif terus.

Hal di atas hanyalah sebagian kecil contoh betapa energi juga masuk dalam proses kita berkomunikasi dengan orang lain. Ketika kita berkomunikasi sebenarnya kita tidak saja hanya saling bertukar pesan dan bahasa tubuh (non verbal) tapi juga kita sedang saling menukar energi. Hal inilah yang sering luput dari orang-orang yang sering belajar tentang komunikasi maupun public speaking. Walaupun materi yang dikuasai menarik, memiliki berbagai teknik untuk menguasai panggung namun ketika energinya rendah, apa yang disampaikan tidak akan begitu mengena ataupun hambar dirasakan orang lain. Konsep bahwa komunikasi adalah pertukaran energi merujuk pada ide bahwa dalam setiap tindakan komunikasi, terjadi aliran energi antara peserta komunikasi. Energi tersebut bukan hanya berupa fisik atau mekanis, tetapi juga mencakup dimensi emosional, kognitif, dan bahkan spiritual. Artikel ini akan membahas bagaimana komunikasi dapat dipandang sebagai pertukaran energi antar individu serta dampaknya dalam hubungan manusia.

Pertukaran energi dalam komunikasi dapat diamati dalam cara individu saling memengaruhi emosi satu sama lain. Ketika seseorang berbicara dengan nada suara yang ceria dan positif, energi positif tersebut dapat menular kepada pendengar dan membangkitkan perasaan yang sama. Sebaliknya, komunikasi yang penuh dengan ketidakpuasan atau emosi negatif dapat menyebabkan pertukaran energi negatif yang merugikan hubungan. Selain itu, ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan kontak mata juga berkontribusi dalam pertukaran energi emosional. Senyum tulus atau pelukan hangat dapat mengirimkan energi positif yang langsung terasa oleh penerima, meningkatkan rasa keakraban dan kehangatan dalam komunikasi.

Komunikasi juga melibatkan pertukaran energi kognitif yang terkait dengan pemahaman dan interpretasi informasi. Ketika individu berbagi gagasan, pengetahuan, atau pandangan, energi intelektual dipertukarkan untuk menciptakan pemahaman bersama. Misalnya, dalam diskusi ilmiah atau debat, energi kognitif digunakan untuk merumuskan argumen, memproses informasi, dan merespons pendapat lawan bicara.

Pertukaran energi positif dalam komunikasi memiliki dampak signifikan dalam pembentukan dan pemeliharaan hubungan manusia. Hubungan yang penuh dengan komunikasi positif cenderung lebih sehat dan erat karena energi positif tersebut membangun rasa saling percaya, pengertian, dan dukungan. Ketika individu merasa didengar, dihargai, dan dipahami, mereka cenderung merasa lebih terhubung dan nyaman.

Pada sisi lain, kurangnya pertukaran energi positif atau adanya energi negatif dalam komunikasi dapat menyebabkan gesekan, ketegangan, atau bahkan memutus hubungan. Oleh karena itu, penting bagi individu untuk menyadari dampak energi komunikasi mereka terhadap orang lain dan berusaha untuk mempertahankan komunikasi yang seimbang dan positif.

Kesimpulan:

Konsep bahwa komunikasi adalah pertukaran energi menggambarkan cara kompleks di mana manusia saling memengaruhi dalam berbagai tingkatan, mulai dari dimensi emosional hingga intelektual. Pertukaran energi tersebut membentuk dasar hubungan manusia dan dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap dinamika interaksi antarindividu. Oleh karena itu, kesadaran akan dampak energi komunikasi dan usaha untuk menciptakan pertukaran energi yang positif akan membantu membangun hubungan yang lebih bermakna dan saling mendukung.

• 
  Overthinking: Beban Tak Terlihat yang Kita Ciptakan Sendiri
• 
  Tiga Mindset Penting untuk Berani Berbicara di Depan Umum
• 
  Bincang Teras Negeriku “Inspirasi dari Bumi Cendrawasih”
• 
  Haters oh Haters
• 
  Memilih Kata dengan Bijak: Kunci Keberhasilan dalam Public Speaking
• 
  Menjadi Rumah Bagi Diri Sendiri: Membangun Kesejahteraan dari Dalam