Serunya Menjadi Pembicara Bengkel Digital di Kota Wamena: Dari Naik Hercules Hingga Ketemu Mumi Ratusan Tahun!
Kali ini Jeni Karay (Kajen) diberi kesempatan oleh Kemenkominfo (Kementerian Komunikasi dan Informatika) Republik Indonesia untuk berangkat ke Kota Dingin atau Kota Wamena! Eits tunggu dulu! Bukan ngasal jalan-jalan yah tapi ini dalam rangka rentetan kegiatan Bengkel Digital Teras Negeriku. Sebelumnya acara ini sudah diadakan di Kota Jayapura, Kabupaten Keerom, Batam, Merauke dan kali ini waktunya Kota Wamena nih yang menjadi tuan rumah.
Yang pada nanya Bengkel Digital Teras Negeriku ini apa sih? Jadi ini adalah workshop sehari yang diadakan oleh Kemenkominfo Republik Indonesia dengan mengundang anak muda dari berbagai komunitas dan jenjang studi untuk bersama belajar tentang pemanfaatan sosial media yang positif. Dari tentang Personal Branding, serta kisah-kisah inspiratif dari para pembicara tentang bagaimana mereka menggunakan sosial media untuk usaha, mendukung profesi ataupun mendapatkan atensi dan pengikut setia di setiap kanal sosial media mereka.
Oke kembali lagi! Tidak seperti perjalanan-perjalanan sebelumnya, kali ini untuk bisa mencapai Kota Wamena, Kajen harus terbang tidak menggunakan pesawat komersil tapi menggunakan pesawat militer tipe Hercules. Kok bisa? Ini dikarenakan tiket bookingan untuk pesawat komersil yang sudah dipesan ternyata merubah jam penerbangan mereka sehingga bentrok dengan connecting flight dari Jayapura menuju Wamena. So, agar tetap tiba tepat waktu dan acara bisa berjalan sesuai jadwal maka saya dan michelle (yang juga adalah pembicara) memutuskan untuk terbang menggunakan pesawat hercules.
Jangan mengira pesawat ini seperti pesawat komersil pada umumnya yah teman-teman karena dalam pesawat ini tidak ada seat “normal”. Tempat duduk saya bentuknya seperti tandu portable yang bisa dipasang dan dilepas. Di tengah badan pesawat hercules yang saya naiki memang sedang dalam misi mengantar berbagai barang dengan volume yang banyak dari Merauke menuju Wamena sehingga saya dan Michelle harus duduk di pinggir sayap kanan pesawat. Sebelum naik pesawat ini, semua penumpang tidak saja menimbang barang bawaan mereka tapi juga berat badan setiap penumpang! Seru kan? Perjalanan dari Merauke menuju Wamena juga tidak terasa! Hanya memakan waktu 1 jam 30 menit untuk tiba.
Tiba tepat waktu membuat semua acara bisa berjalan juga sesuai jadwal. Acara Bengkel Teras Negriku ini diikuti oleh berbagai anak mudah dari SMA sampai dengan mahasiswa. diadakan oleh Direktorat Informasi dan Komunikasi Politik, Hukum, dan Keamanan Kementerian Kominfo membuat acara ini berjalan lancar tanpa gangguan. Kajen pribadi selalu senang bisa berbagi ilmu kepada anak-anak di berbagai daerah karena melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana potensi unik tiap-tiap daerah di Tanah Papua yang bisa dijelajahi dan diangkat menjadi konten-konten menarik. Apalagi topografi Wamena yang didominasi dengan lembah dan gunung-gunung batu yang berjejer, membuat Wamena sekilas seperti Negara Swiss! I’ll show you later di tulisan selanjutnya deh.
Berbeda dengan kota-kota sebelumnya, anak-anak muda di Kota Wamena ini belajar tentang teknok fotografi dan menulis. Dengan pesona alam yang luar biasa, Festival tahunan yang selalu ditunggu-tunggu oleh turis manca negara seperti Festival lembah Baliem serta budayanya yang unik, anak muda di Kota Wamena harus belajar bagaimana fotografi dan tulisan sederhana dapat menjadi daya tarik untuk orang di luar Wamena mengenal tentang Wamena itu sendiri. Antusias dari anak-anak muda di Wamena juga sangat saya apresiasikan. Mereka tidak segan untuk tampil, aktif bertanya bahkan juga menggali lebih dalam setiap materi yang saya berikan berkaitan dengan dunia fotografi dan menulis. Di akhir dari pemberian materi oleh saya dan michelle, diadakan kompetisi foto dan menulis untuk setiap peserta yang hadir tentunya dengan hadiah yang menarik, yang telah disiapkan oleh Direktorat Informasi dan Komunikasi Politik, Hukum, dan Keamanan Kementerian Kominfo.
Kalau disuruh balik lagi untuk mengajar anak-anak muda di Wamena? Tentu saja saya mau! Kalau naik Hercules lagi? Tentu saja iya! Pokoknya seru banget deh bisa punya pengalaman seperti ini. Saya tidak sabar untuk menjelajah kota-kota lainnya untuk mengajarkan kekuatan sosial media yang bisa digunakan di berbagai kalangan dari anak muda dalam dunia personal branding secara personal, umkm, bahkan untuk dunia profesional!
Setelah kegiatan saya juga menyempatkan diri untuk jalan-jalan di seputaran Lembah Baliem, tepatnya di Distrik Kurulu untuk melihat mumi. Sepertinya memang kalau ke Wamena belum melihat mumi, sepertinya belum sah menginjakkan kaki di Wamena. Mumi ini sudah disimpan ratusan tahun lho, oleh keluarga yang memiliki garis keturunan. Di masa hidupnya, beliau adalah kepala suku, panglima perang dari Distrik Kurulu di Lembah Baliem ini. Catatan tambahan untuk teman-teman yang ingin melihat mumi ini, teman-teman harus merogoh kocek sekitar 3,5 juta sekali masuk dalam kompleks perumahan tradisional kampung ini. Sehingga akan lebih mudah bila teman-teman datang dengan rombongan sehingga bisa memudahkan pembayaran. Pastikan bawa uang cash yah, karna di Lembah Baliem ini tidak ada mesin ATM. Di sekeliling juga sudah berkerumun masyarakat dengan pakaian tradisional sambil menjajakan noken, bunga wamena, bahkan buah-buahan yang ditanam di sekitaran Lembah Baliem. Hanya saja saya tidak mendokumentasikan masyarakatnya karena bakal dapat biaya tambahan dari pengelola tempat tersebut. Sungguh pengalaman yang menarik bisa menikmati pesona Lembah Baliem yang selama ini hanya saya nikmati di televisi maupun berita-berita nasional maupun internasional!
Semoga di kemudian hari bakal kembali lagi ke Provinsi Papua Pegunungan, Kota Wamena entah untuk semuah project maupun undangan pelatihan. Terima kasih Wamena! Untuk publikasi dari acara ini bisa teman-teman baca di iNews, liputan 6 serta media digital kompas.
- Overthinking: Beban Tak Terlihat yang Kita Ciptakan Sendiri
- Tiga Mindset Penting untuk Berani Berbicara di Depan Umum
- Bincang Teras Negeriku “Inspirasi dari Bumi Cendrawasih”
- Haters oh Haters
- Memilih Kata dengan Bijak: Kunci Keberhasilan dalam Public Speaking
- Menjadi Rumah Bagi Diri Sendiri: Membangun Kesejahteraan dari Dalam