Rudy: Kisah Masa Muda Sang Visioner
Kita harus janji, kita akan kembali ke tanah ini dengan ilmu yang cukup.
Kata-kata itu yang tertanam kuat dalam ingatan saya ketika selesai membaca buku ini. Buku dengan berjumlah 281 halaman ini seperti buku yang mengembalikan semangat saya untuk terus belajar di tanah rantau. Buku karya Gina S. Noer yang berjudul Rudy: Kisah Masa Muda Sang Visioner menceritakan kehidupan dari Rudy Habibie atau yang lebih kita kenal dengan B.J. Habibie.
Bagi para readers yang sudah nonton filmnya Habibie & Ainun, pasti deh akan merasa lebih lengkap juga dengan membaca buku ini.Saya suka banget buku ini karna ada berbagai foto dan catatan tentang kehidupan sang inspirator. Kata-katanya juga remarkable banget, bisa dijadikan pelajaran untuk para reader yang suka dengan buku-buku biografi, perjalanan atau yang bertemakan kehidupan. Dibandingkan dengan beberapa buku biografi yang pernah saya baca, buku ini tidak membuat saya bosan. gaya penulisannya juga apik, sehingga tidak yang baca juga tiddak merasa kaku untuk mengalir dalam buku tersebut.
Ada beberapa kalimat dalam buku ini yang aku suka banget dan akan saya sharekan beberapa untuk teman-teman dalam tulisan ini:
Namun, hidup terus berlanjut tak menunggu orang yang sedang ragu (Halm. 28)
Rasa khawatir orangtua itu layaknya hukum gravitasi di bumi. kekhawatiran itu adalah bentuk kewaspadaan yang terus ada agar kehidupan anak-anaknya dapat berjalan dengan baik, menjejak, nyata, dan bukan hanya dalam awang-awang (Halm. 30)
Baginya, ada yang lebih berani, nekat, dan gila dibandingkan Sang Visioner. Mereka adalah para pendamping hidup Sang Visioner. Mereka yang mau terus percaya dan bersama menantang dunia yang ragu pada cita-cita mereka. (Halm. 256)
Terdiri dari 3 babak, memberikan teman-teman untuk mendalami dan masuk lebih dalam dari kehidupan B.J. Habibie. Babak Pertama lebih menceritakan tentang masa kanak-kanak Rudy, Babak Kedua menceritakan tentang proses Rudy merantau sampai proses studinya di Jerman dan babak yang terakhir menceritakan tentang kehidupan Rudy bersama Ainun.
Bagi saya, semua orang hebat di dunia ini punya satu kesamaan: Mereka memiliki dan diperhadapkan dengan berbagai macam masalah. Yang membedakan mereka dengan orang biasa adalah satu: kemauan serta daya juang untuk bisa keluar menjadi juara dalam setiap permasalahan yang dihadapi. So, readers, kalau saat ini lagi hadapi banyak masalah.. ingat ini baik-baik: diri kita sendiri yang nentuin apakah kita mau jadi juara atau cuman jadi “biasa-biasa saja”.
Sikap Rudy yang melihat hinaan, permasalahan dan ejekan sebagai tantangan juga mengajarkan kita bahwa setiap hal yang buruk dapat berubah menjadi bahan bumbu penyemangat kita. Dalam buku ini teman-teman bisa lihat betapa seringnya Rudy diremehkan bahkan kadang dianggap hanya sebagai pemimpi. Namun, dengan konsistensinya Rudy bisa merubah hal itu menjadi decak kagum bahkan mengharumkan nama Indonesia.
Untuk point tentang jodoh (Waktu Rudy dan Ainun bertemu), saya percaya bahwa jodoh itu sudah diatur oleh Sang Kuasa. kadang merekaada di sekeliling kita namun dibutuhkan waktu dan proses untuk melihat bahwa mereka adalah jodoh kita.Hal yang saya suka dari Rudy adalah dia tetap fokus dan konsisten dengan apa yang dipercayakan kepadanya (studi dan organisasi). Jodoh akan datang. Bila teman-teman sudah siap untuk mempersilahkannya masuk dalam kehidupanmu.
Buku ini bisa teman-teman dapatkan secara hard paper maupun soft paper. Jeni sendiri belinya dari google bookstore, jadi bisa dibawa kemana-mana dan dibaca dengan berbagai posisi (walau kalau gadgetnya low batt yah pasrah aja :D).
Informasi tambahan, bagi teman-teman yang belum tahu tentang sosok penulis buku ini, bisa langsung intip web pribadinya di www.ginasnoer.com. Gina. S. Noer ini adalah penulis skenario untuk beberapa film layar lebar. Salah satunya adalah Perempuan Berkalung Sorban, Ayat-Ayat Cinta dan Habibie & Ainun. Mbak Gina juga adalah salah satu pendiri dari Wahana Cerita Indonesia (sindikasi penulis skenario dan pengembangan cerita). So, tidak salah kalau waktu teman-teman baca buku ini, kata-katanya “ngalir” banget.