Nikmatnya Olahan Produk Petani Papua di Kedai Panento
Bila jalan-jalan ke Jayapura, Papua tentunya kurang lengkap bila belum menikmati berbagai makanan khas Tanah Papua yang kaya pilihannya. Tidak hanya sebakul papeda dan ikan kuah kuning, ada juga aneka olahan ulat sagu, kangkung bunga pepaya, aneka ubi-ubian bahkan olahan sagu seperti sinole (akan saya ceritakan lebih lanjut).
Kedai Panento yang terletak di area Tanah Hitam, Abepura ini menyediakan pengalaman menikmati berbagai sajian khas Masakan Papua yang tidak begitu banyak teman-teman bisa dapatkan di restoran atau kedai pada umumnya. Aneka olahan sagu, ubi jalar, aneka minuman coklat, kopi papua, semua list makanan khas papua lengkap di kedai ini. Ketika pertama tiba di kedai ini, teman-teman bakal disambut dengan banyaknya tetumbuhan hijau dan deretan produk UMKM yang berjejer. Minimalis dan Hijau. Sungguh sebuah perpaduan yang jarang dilihat di area yang sibuk seperti Abepura.
Kedai ini cocok untuk dijadikan tempat kumpul bersama sahabat, acara ngumpul komunitas, ataupun workspace untuk kamu yang senang kerja denga atmosfer kedai. Jangan khawatir, harga makanan dan minuman di kedai ini murah lho. Tidak bakalan merogoh kocekmu dalam kok.
Visi dari kedai ini adalah untuk memberdayakan petani lokal serta masyarakat Papua. Sehingga semua bahan olahan yang disajikan dalam tiap menunya juga berasal dari petani, peternak dan nelayan lokal. Jangan kaget bila kedai ini tidak memiliki staf dengan spesifikasi pengalaman chef layaknya kedai-kedai pada umumnya. Semua barista, kasir, bahkan chef mereka adalah anak-anak Papua yang diajarkan dari 0 tentang hal-hal tersebut kemudian dibimbing dan dimentoring hingga bisa mengerjakan dengan sempurna. Sebut saja sagu yang digunakan diambil dari petani sagu di daerah Genyem. Ikan Asap yang diambil asalnya dari penjual di pasar mama-mama papua. Ikan Mujair yang menjadi langganan kedai ini berasal dari tambak pengusaha lokal di daerah sentani. Coklat yang disajikan berasal dari Lembah Nawa, ulat sagu diambil dari para petani di Kampung Klaisu.
Saya juga diajak untuk menyicipin beberapa menu andalan di kedai ini. Yang paling outstanding menurut saya adalah Sate Ulat sagu. Untuk kamu yang ingin menyicipi menu ini, jangan lupa untuk reservasi sebelumnya H-7 hari kedatangan. Hal ini dikarenakan setiap pesanan ulat sagu akan dicarikan langsung oleh para petani di Kampung Klaisu. Setiap ulat sagu yang datang ke kedai juga adalah ulat sagu yang masih hidup sehingga terjamin kesegarannya. Untuk metode panggangnya juga berbeda, karena Kedai Panento tidak memanggang ulat sagu ini terkena langsung dengan api tapi dilapisi oleh daun pisang sebelum diasapi hingga berganti tekstur seperti karamel. Hal inilah yang membuat rasa dari ulat sagu menjadi karamel, manis dan sedikit asam serta garing di lapisan luarnya. Untuk teman-teman yang baru pertama kali ingin menikmati ulat sagu, saya sarankan datang ke Kedai Panento. Teksturnya yang terkaramelisasi tidak akan membuat eneg ketika berada di dalam mulut. Apalagi dinikmati dengan sambal dabu-dabu dan papeda bungkus! Lengkap sudah! Banyak orang yang datang ke Papua jadi tidak begitu menikmati ulat sagu karena metode masak yang kurang pas atau ulat sagu yang disediakan sudah mati beberapa hari sebelum diolah menjadi masakan. Hal inilah yang membuat banyak orang merasakan sensasi mual atau bahkan muntah. Padahal ulat sagu yang diolah dengan baik dan benar bakal memberikan sensasi berbeda dan pasti bakal membuat ketagihan siapapun yang menikmatinya.
Selain ulat sagu bakar, ada juga sup ulat sagu. Jangan khawatir, tidak ada aroma amis bahkan rasanya creamy dan sedap bila dinikmati panas-panas. Cocok untuk teman-teman yang suka makan dengan makanan berkuah atau dinikmati ketika cuaca lagi hujan maupun mendung.
Menu selanjutnya yang saya sarankan untuk teman-teman nikmati adalah Sinole dan Es coklat di Kedai Panento. Sinole dadar gulung yang berupakan campuran dari sagu dan campuran kelapa kemudian ditaburi dengan gula merah. Sinole merupakan makanan khas masyarakat papua ketika menikmati senja ditemani oleh minuman manis. Sedangkan coklat yang digunakan oleh Kedai Panento adalah Coklat dari para petani di Lembah Nawa. For Your Information, coklat dari lembah nawa ini bahkan sudah melanglang buana di nusantara karena digunakan juga oleh para distributor coklat yang berlokasi di Bali. Jadi tidak perlu diragukan deh untuk perkara rasa dari coklat lembah nawa ini. Perpaduan rasa earth dari coklat memadu sepurna dengan rasa manis dan tekstur sinole yang lembut dengan partikel kelapa. Bahkan Sinole ini adalah best seller menu lho di Kedai Panento.
Ada juga menu Mujair Bakar Rica yang sangat cocok disandingkan dengan Tumisan Kabupe (kangkung bunga pepaya) yang dicampuran dengan ikan asar. Menu yang satu ini cocok dinikmati kapan saja karena merupakan makanan rumahan yang tidak asing bagi masyarakat papua.
Ketika menikmati semua menu yang ada di kedai ini, secara tidak langsung teman-teman sudah berjalan-jalan mengelilingi Kota Jayapura serta Kabupate Jayapura sambil menikmati produk para petani papua yang segar dan sangat menggugah selera tentunya.
Untuk teman-teman yang mau mencari oleh-oleh khas Papua, di Kedai Panento juga menyediakan. Dari kopi, noken, camilan, bahkan abon ikan. Semuanya terjangkau dan merupakan produk UMKM yang berada di Kota serta Kabupaten Jayapura. Jangan khawatir untuk pembayarannya karena pembayaran melalui QRIS maupun transfer, debet atau transfer juga diterima tanpa minimum order.
So, tunggu apa lagi. Untuk menikmati berbagai makanan khas Papua, Langsung saja datang ke Kedai Panento. Setiap pembelian yang dilakukan, teman-teman juga telah mendukung para petani di Papua. Jangan lupa masukin kedai ini di list perjalananmu ketika jalan-jalan ke Kota Jayapura yah!
- Overthinking: Beban Tak Terlihat yang Kita Ciptakan Sendiri
- Tiga Mindset Penting untuk Berani Berbicara di Depan Umum
- Bincang Teras Negeriku “Inspirasi dari Bumi Cendrawasih”
- Haters oh Haters
- Memilih Kata dengan Bijak: Kunci Keberhasilan dalam Public Speaking
- Menjadi Rumah Bagi Diri Sendiri: Membangun Kesejahteraan dari Dalam