project

Bincang Teras Negeriku “Inspirasi dari Bumi Cendrawasih”

Pada hari Selasa di Biak, Papua, Kementerian Komunikasi dan Informatika menggelar acara Bincang Teras Negeriku. Tema yang diangkat adalah ‘Inspirasi dari Bumi Cenderawasih.’ Mereka berkumpul untuk memotivasi anak muda Papua agar berani bermimpi.

Kominfo menghadirkan dua pembicara. Salah satunya adalah Jeni Karay, seorang influencer media sosial. Pembicara lainnya adalah Yunita Alanda Monim, Putri Indonesia Papua 2023, yang dikenal sebagai pembawa berita.

Dua anak muda Papua berdiri sebagai mercusuar harapan, yang telah memberikan jejak nyata dalam perjalanan bangsa mereka. Pada hari itu, mereka diundang untuk berbicara tentang jalan mereka menuju kesuksesan.

Kesempatan pertama datang kepada Yunita, dan ia berbicara lugas. Apa yang dijalaninya saat ini merupakan impiannya sejak kecil. Saat itu, ia ingin menjadi presenter televisi. Melihatnya saja sudah membuatnya takjub.

“Kenapa saya ingin menjadi host? Karena saya melihat bahwa yang menjadi host semuanya orang-orang yang sangat-sangat pintar, dan saya sangat menyukai orang-orang pintar,” kata Yunita.

Yunita ingin menjadi presenter, tetapi lebih dalam lagi, ia bermimpi menjadi Miss Indonesia. Mimpi itu muncul sejak kecil, dicetuskan oleh Rini Modouw, Miss Indonesia 2006, yang berasal dari tanah kelahirannya. Ia mengagumi para wanita yang ia lihat saat tumbuh dewasa, mereka yang membentuk dan membimbing langkahnya. Mereka penting baginya. Mereka masih penting baginya.

Jeni Karay dan Yunita Monim dalam acara Bincang Teras Negeriku di Biak Numfor

Jeni Karay dulunya adalah anak yang pemalu. Orang tuanya sangat ketat, dan melalui pendidikan mereka, ia berhasil menghilangkan rasa malunya. Sekarang, ia menjadi dirinya sendiri.

“Jadi, waktu kecil, masalah akademis, masalah prestasi selalu ditekankan. Lalu, karena saya terbiasa membaca di usia muda, sekarang saya selalu membawa iPad yang penuh dengan buku elektronik,” ungkapnya.

Jeni memulai perjalanannya sebagai Influencer Media Sosial dengan keinginan sederhana. Ia ingin berbagi ilmu dengan anak-anak Papua. Ia memilih untuk melakukannya dengan membuat kutipan yang ia bagikan di media sosial miliknya. Sekarang, ia dikenal di seluruh Indonesia karena kata-katanya.

“Jangan pernah remehkan apa yang kamu bagikan di media sosial karena kamu tidak akan pernah tahu siapa yang membutuhkannya. Sesederhana apapun video, selama itu positif, itu akan selalu mendatangkan kebaikan,” ungkapnya.

Bagi anak muda Papua yang bercita-cita menjadi Content Creator, Jeni berpesan agar mereka membuat konten yang mendidik, informatif, atau menghibur. Ia yakin ketiga hal ini akan bertahan lama, tak kenal lelah seperti gunung.

“Saran saya kepada semua orang, pilihlah satu yang paling kalian sukai dari ketiganya dan teruslah melakukannya, itu pasti akan berhasil,” ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Dikdik Sadaka, yang memimpin Tim Informasi dan Komunikasi Pertahanan dan Keamanan Kementerian Komunikasi dan Informatika, berbicara lugas. Ia mengatakan bahwa mimpi merupakan kekayaan pertama yang dapat dimiliki seseorang.

“Kita harus punya harapan, mimpi, dan keinginan, jika tidak memilikinya, kita akan sulit untuk maju,” tutur Dikdik.

Dikdik berpesan kepada anak muda Papua untuk terus meraih peluang dan menggapai mimpi. Mereka harus teguh dalam berjuang, tidak takut gagal.

“Kegagalan adalah hal yang manusiawi, wajar dan perlu, karena tidak ada orang yang sukses tanpa pernah gagal,” katanya.

Acara Bincang Teras Negeriku merupakan ajang kumpul-kumpul untuk berdiskusi. Acara ini sudah sering diadakan di Papua—Merauke, Wamena, Jayapura, Sentani, Keerom, Sorong. Kini acara ini kembali diadakan di Biak, untuk kedua kalinya. Tujuannya jelas: untuk menginspirasi para pemuda agar produktif dan kompetitif, seiring dengan upaya Indonesia menuju kejayaan di tahun 2045.

Seluruh peserta Teras Negeriku Chapter Biak Numfor

Lihat beritanya di media online:

Seputarpapua.com serta kompas.com

Facebook Comments Box

Leave a Reply