Pulang
Perjalanan pergi dari rumah dan pulang memiliki satu kesamaan. Butuh perjuangan. Perjuangan melawan kemacetan, perjuangan untuk mengutamakan pulang daripada mengikuti hasrat diri yang selalu menggebu untuk menjelajahi tempat-tempat baru yang belum pernah didatangi sebelumnya. Ketika pergi dari rumah ada hasrat untuk pergi tanpa ingin berpaling lagi. Tapi ketika telah menjelajah jauh, yang kau dapati adalah semakin banyaknya rasa rindu yang terpendam menunggu untuk dikeluarkan.
Pulang adalah rentetan perjalanan panjang. Tapi akhirnya sama: kebahagiaan melihat mereka yang kau sayangi merengkuhmu dengan ketulusan. Rasanya nyaman, rasanya tidak ada hal yang lebih bermakna dari hal itu. Begitu dalam, intim, begitu penuh dengan emosi yang meluap dalam hatimu.
Pulang menjadi obat paling mujarab dari semua kerinduan yang disebutkan dan diwejawantahkan dalam nada dan prosa. Pulang menjadi jawaban bahwa rindu hanya bisa dibalas tuntas ketika kaki menginjak tempat yang paling kau rindukan. Pada pulang, bermualah segala kesah keluh yang ada. Mendadak hilang tanpa bekas.
Pulang menjadi refleksi kepada siapakah hati ini menambatkan dirinya. Kepada tanah yang selalu membuatnya susah untuk pergi berlama-lama.
Semua kemacetan, keterlambatan pesawat, waktu transit yang begitu panjang, malam tanpa kantuk yang mendadak terusir dengan sendirinya menjadi musnah ketika jiwa dan raga kembali pulang. Pulang adalah rentetan perjalanan panjang yang diakhiri dengan guratan senyum ketika memandang mereka yang kau cintai dalam pelukan. Mari pulang.